Pekan
ini publik digegerkan oleh kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Mario Dandy
Satrio terhadap Cristalino David Ozora alias David (17 tahun). Saat tulisan ini
dibuat, kondisi korban koma dan masih dalam perawatan intensif. 
Publik
pun penasaran. Siapa gerangan Mario Dandy, 
pemuda bengis seperti dalam video yang tersebar luas itu? Dari sosial
medianya, pelaku adalah seorang pemuda yang gemar pamer kemewahan (flexing).
Naik motor Harley Davidson, Jeep Rubicon sekaligus drop out dari Sekolah Taruna Nusantara. 
Mario
Dandy ini putra Rafael Alun Trisambodo, Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan II Jakarta Selatan. Yang
mencengangkan, sang pengabdi pajak eselon III ini mencatatkan kekayaan di LHKPN
sebesar Rp 56 Milyar, tanpa memiliki hutang. Secara netto, lebih “tajir” dari
Menkeu Sri Mulyani yang membukukan kekayaan sebesar Rp 58 milyar, tapi punya
hutang Rp 10 milyar. KPK mencium ada indikasi tidak wajar dan segera akan
memanggil Rafael. Sulit dipahami jika seorang eselon III bisa menumpuk harta
sebesar itu, apalagi sebagian besar hartanya dalam bentuk tanah dan diperoleh
secara hibah. 
Sri
Mulyani bereaksi cepat. Dia perintahkan Rafael untuk dipecat, dan yang bersangkutan
pun, belakangan mengundurkan diri sebagai ASN. Selain itu, ia pun memerintahkan
pemeriksaan oleh internal Direktorat Jenderal Pajak terkait kewajaran harta
kekayaan Rafael.
Kasus
flexing sang pengabdi pajak ini
seakan mempertanyakan reformasi di jajaran Kementerian Keuangan yang kerap
digaungkan setelah hebohnya kasus Gayus Tambunan, pegawai rendahan Dirjen Pajak
berumur 31 tahun, namun berhasil memiliki kekayaan secara tidak wajar lebih
dari Rp 70 milyar. Itu pun baru yang terungkap. Peningkatan renumerasi pegawai
pajak tidak mampu membendung hasrat kotor korupsi dan hedonisme. 
Perilaku
ugal-ugalan anak pejabat bukan hanya terjadi di Jakarta, beberapa hari sebelumnya
juga terjadi di Jambi. Seorang anak remaja pria berumur 17 tahun ketahuan
menyalah gunakan sedan Camry ibunya, seorang pejabat di sekretariat DPRD Jambi.
Mobil plat merah itu menambrak tiang listrik PJU dan dari dalam mobil juga
dipergoki seorang anak gadis tanpa busana. Ampun deh…
Flexing alias pamer kekayaan oleh anak pejabat
dan perilaku brutal, bukan hanya melukai korban langsung, tapi juga seluruh
masyarakat. Pamer kekayaan di tengah masih banyaknya orang yang terjerat
kemiskinan menjadi indikasi matinya hati nurani. 
Semoga
kasus ini menjadi pintu masuk untuk memeriksa kekayaan pejabat yang memiliki
harta tak wajar. Bukan hal baru bagi KPK, jika pengusaha kerap menyuap pejabat
dengan hadiah berupa motor besar dan mobil mewah. 
Sumpah
ketika dilantik ASN cuma seremoni, karena itikadnya bukan untuk mengabdi, tapi
hidup mudah dengan cara gegabah.. 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar