Rabu, 01 Februari 2023

Clickbait: Anak Haram Yang Diandalkan Media



Sejumlah wartawan menyebut kemunculan clickbait sebagai kematian jurnalisme. Kesimpulan tersebut menurut saya terlalu berlebihan. Clickbait adalah penulisan judul tulisan atau tayangan dengan cara bombastis dan provokatif di era digital. Di era kejayaan media cetak, judul berita semacam ini biasa digunakan jurnalisme kuning atau korban kuning. Misalnya Rakyat Merdeka, Poskota atau Lampu Merah. 

Di masa kejayaannya, media tersebut sangat sukses. Poskota bahkan pernah mengungguli Kompas sebagai koran paling banyak dibaca di Jakarta. Keberhasilan media tersebut akhirnya diikuti perusahaan media lainnya untuk menerbitkan media dengan gaya sama: yellow journalism. Jurnalisme kuning pernah berjaya, tapi media arus utama tetap tidak kehilangan pembacanya.

Istilah ini diciptakan oleh editor New York Press Ervin Wardman, yang mencetuskan istilah "new journalism" dan "nude journalism". Namun pada Januari 1897, ia menggantinya dengan "yellow-kid journalism", yang kemudian disingkat menjadi "jurnalisme kuning" yang dikenal sekarang.

Clickbait jurus jitu untuk meningkatkan pageviews dan traffic website.  Sebetulnya tidak jadi masalah jika judul sesuai dengan isi. Namun yang umumnya terjadi sebaliknya. Penulis tidak peduli jika pembaca kecewa dan menggerutu karena merasa ditipu. Clickbait adalah era ketika missi jurnalisme semula to inform berubah menjadi to be click. 

Dibenci Tapi Dipilih

Penyebutan clickbait atau umpan klik digunakan sejumlah jurnalis untuk merendahkan tulisan yang bombastis dan menyesatkan. Ciri utamanya adalah overpromising dan underdelivering. 

Jujur, saya juga pernah beberapa kali jadi korban clickbait untuk tulisan kesehatan. Misalnya Ini yang terjadi dengan darah anda jika anda meminum….  Tulisan dibuat dalam multi pages. Namun hingga halaman terakhir fakta yang dijanjikan tidak ditampilkan.

Setiap orang punya naluri untuk mengetahui sesuatu. Inilah yang dimanfaatkan para penulis clickbait. Penggunaan clickbait lazim digunakan pada penulisan copy writing di dunia advertising. Model tulisan tersebut tabu untuk diterapkan di jurnalisme publik yang terikat kode etik. 

Merujuk pada perjalanan sejarah jurnalisme kuning maka clickbait adalah fenomena biasa yang terjadi ketika media dirasuki kepentingan komersial (infomersial). Clickbait tidak akan pernah mengeser jurnalisme arus utama. Sebaliknya industri media arus utama pun juga membuka media popular yang menggunakan jurus jurnalisme kuning dan clickbait. 

Sejumlah jurnalis idealis teriak “say no to click bait”. Tapi pertanyaannya media mana yang  tidak pernah menggunakan clickbait? Sekelas CNN pun pernah melakukannya. Clickbait jadi semakin lazim dan perlahan-lahan akan diterima sebagai keniscayaan bisnis sebagaimana media televisi menerima penayangan infotainment dan kisah misteri yang sejak awal menuai pro kontra. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kenapa Depok Disebut Kota Petir?

  Depok tercatat dalam Guinness Book of World Record sebagai kota dengan petir paling ganas di dunia. Dari hasil penelitian Prof. Dr. Ir. Di...