Statement di atas terinspirasi tagline Air Asia, maskapai terbesar swasta asal Malaysia. Sebagai maskapai low cost carrier, tagline "now everyone can fly"tersebut “nonjok banget”. Selain low cost, Air Asia sering buat promo. Tungguin aja. Promonya “gila abiz”.
Buat saya, menjadi public speaker itu bisa profesi, tapi juga bisa merupakan tanggung jawab sosial. Misalnya, seringkali kita dipaksa berpidato di lingkungan RT, RW, kantor, komunitas gereja, masjid, atau komunitas hobi. Kita dipercaya untuk menjadi berpidato atau menjadi juru bicara karena jabatan paling tinggi, paling tua umurnya atau alasan personal lainnya. Tak elok rasanya kita menolak kepercayaan itu hanya karena grogi, takut ditertawakan atau kendala psikologis lainnya. Aneh memang. Kok takut? Padahal audience-nya adalah keluarga atau kerabat kita sendiri.
Publlic speaking memang menjadi hal yang paling ditakuti di dunia. Survey yang dilakukan oleh The People’s Almanac Book of List terhadap 3000 orang di Amerika mengenai ketakutan terbesar mereka. 630 orang alias 21% menyatakan bahwa public speaking adalah hal yang paling menakutkan. Ketimbang kematian yang berada di posisi ketujuh, sementara public speaking menempati urutan pertama, mengalahkan: ketinggian, serangga, dan hama termasuk bangkrut.
Banyak hal yang menyebabkan timbulnya ketakutan saat berbicara di depan umum, seperti takut salah, takut ditanya dan tidak dapat menjawab, takut lupa, takut audien lebih pintar, sampai takut dipermalukan.
Critical eleven
Dalam dunia penerbangan, ada istilah terkenal yang dinamai critical eleven atau sering juga disebut Plus Three Minus Eight. Istilah critical eleven adalah waktu krisis atau genting di mana kecelakaan pesawat sering kali terjadi, yakni tiga menit pertama dan delapan menit terakhir penerbangan.
Tiga menit pertama digunakan untuk mencari posisi stabil dan mengontrol kecepatan ketika pesawat mulai mengudara. Sementara delapan menit terakhir digunakan untuk menurunkan kecepatan dan menyesuaikan dengan landasan. Selama rentang waktu critical eleven, awak kabin dilarang berkomunikasi dengan kokpit kecuali ada hal darurat dan awak kokpit harus menahan diri dari aktivitas yang tidak terkait dengan kontrol pesawat.
Dalam komunikasi publik, opening dan closing adalah dua hal paling penting untuk menciptakan pidato atau kata sambutan yang powerfull. Gagal meraih perhatian audien pada pembukaan maka kemungkinan pidato kita akan berlangsung tanpa makna dan perhatian. Demikian pula dengan bagian penutupan. Jika tidak dipersiapkan denga baik, maka audien akan tidak mendapatkan pesan penting dari pidato yang kita sampaikan.
Teori ini bukan berarti mengesampingkan pentingnya isi pidato. Bagian ini biasanya menjabarkan isi pesan yang dikemas menarik saat pembukaan (opening).
Pelajarilah bagaimana public speaker dunia seperti Soekarno, Barrack Obama, Larry King menyihir pendengarnya. Namun tidak perlu menirunya. Tetaplah jadi diri sendiri. Komunikasi yang efektif adalah yang berasal dari hati yang jujur….
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar