Rabu, 08 Maret 2023

Merantau


Merantau adalah proses pendewasaan diri yang sangat baik. Itu saya rasakan ketika memutuskan untuk meninggalkan kampung halaman di Tasikmalaya untuk kuliah di Jakarta. Hidup jadi lebih mandiri, harus survive, dan mampu mengatur keuangan agar cukup untuk hidup satu bulan, sukur-sukur ada sisa untuk sekadar nonton atau hang out dengan kawan-kawan kuliah.

Itulah kenapa anak rantau punya kemampuan survive cukup kuat. Targetnya bukan sekadar bisa makan, tapi menggantang mimpi hidup sukses dan bisa dibuktikan saat mudik kelak. Boleh jadi pedagang warteg di Jakarta tampil sederhana, namun di kampungnya punya rumah mentereng, sawah luas dan mobil mewah.

Merantau adalah cara terbaik untuk mengikis primordialisme yang sempit. Hidup di perantauan perlu kemampuan beradaptasi dan bersosialisasi dengan kultur dan ras berbeda. Kemampuan ini menumbuhkan sikap pluralisme dan lebih merasa Indonesia.

Jauh lebih baik jika punya kemampuan finansial atau dapat bea siswa sehingga dapat kuliah atau kerja di luar negeri. Biaya mahal seringkali setimpal dengan hasilnya. Tentu saja jika kuliahnya bersungguh-sungguh.

Secara akademik, kualitas perguruan tinggi di Indonesia banyak yang setara dengan perguruan tinggi di luar negeri. Namun  yang berbeda adalah lahirnya kemandirian. Jauh dari keluarga, akan membuat mahasiswa tersebut lebih kreatif dan tangguh. Kebiasaan positif tersebut terbawa saat pulang ke tanah air dan memasuki dunia kerja.

Sebagai “Orang Sunda” saya tetap menikmati tutug oncom tapi juga penyuka ubi tumbuk khas Medan dan ayam woku balanga khas Manado. Merantau jadi lebih color full dan menikmati keragaman budaya.

Pepatah Minang mengatakan:

 

Karatau madang di hulu

Babuah babungo balun.

Marantau Bujang dahulu

Di rumah baguno balun

 

Pemuda-pemudi Minangkabau disarankan untuk merantau karena mereka dianggap masih belum bisa memberi manfaat besar di kampung halaman mereka. Budaya merantau bukan berarti mengusir mereka dari tanah kelahirannya, namun bertujuan untuk memperluas pengetahuan seseorang dengan cara bepergian ke tempat lain dan diharapkan dengan bepergian tersebut, ia dapat mengambil pelajaran baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kenapa Depok Disebut Kota Petir?

  Depok tercatat dalam Guinness Book of World Record sebagai kota dengan petir paling ganas di dunia. Dari hasil penelitian Prof. Dr. Ir. Di...