Rabu, 08 Maret 2023

Kuasa Melahirkan Arogansi


Seorang ASN/ PNS pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran Lampung menganiaya seoarang pedagang martabak hanya karena tidak terima ketika disuruh menggeser mobilnya yang menghalangi gerobak martabak. Dari rekaman CCTV, pedagang tersebut ditampar sebanyak dua kali lalu diseruduk kepalanya hingga memar Senin (30/1/2023)

Entah bagaimana nasib pedagang martabak itu jika tidak dilindungi warga. Oknum PNS itu bahkan berusaha menyerang lagi sambil menggenggam sebuah tongkat.

Relasi seorang ASN dengan pedagang kaki lima penjual martabak adalah relasi tidak seimbang. Seragam itu bak dua sisi mata uang. Bisa menjadi rem karena wajib menjaga martabat instansi atau sebaliknya, arogan, apalagi yang dihadapi kaum miskin papa.

Berita oknum polisi atau tentara arogan bahkan hingga menganiaya warga sipil juga contoh lain dari kepongahan karena merasa memiliki kuasa lebih akibat status yang dimilikinya. Banyak pihak yang mendesak agar tes masuk dan sistem pendidikan TNI/ Polri dievaluasi. TNI/ Polri itu mengayomi rakyat, bukan menganiaya rakyat.

Jika bukan karena seorang Jenderal bintang dua dan Kadiv Propam, tak mungkin seorang Ferdy Sambo membunuh atau memerintahkan untuk membunuh ajudannya sendiri, Nofriansyah Yosua Hutabarat. Kuasa tanpa kontrol melahirkan arogansi.  Jika bukan karena pangkat dan jabatannya,  mana mungkin dia bisa memerintah sejumlah anggota Polri untuk melakukan obstruction of justice.

Patutlah seorang berseragam dan berpangkat tinggi pada akhirnya menjadi arogan. Jangankan tanggung jawab sosial, resiko hukum pun bisa mereka siasati.

Pemberitaan kekerasan yang dilakukan oknum ASN di Lampung buat saya adalah kekerasan kultural dan struktural. Arogansi yang telah berurat-berakar dalam masyarakat kita.

Perilaku pongah dan ugal-ugalan oknum ASN itu perlu ditertibkan dan dibina oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran Lampung atau yang lebih tinggi. Sumpah ASN berlaku bukan hanya saat dia dilantik dari CPNS menjadi PNS/ ASN. Tanggung jawab menjaga martabat institusi melekat selama ia masih menjabat sebagai ASN.

Orang berpacu untuk mendapat pangkat dan jabatan tinggi untuk mendapat hak dan kemuliaan hidup tapi mengelak untuk menjalankan tanggung jawab dan kewajibannya…

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar