Kisah “Dua Serigala” ini pertama kali saya ketahui dari buku Calm, karya Michael Acton Smith. Kemudian dari Ridwan Kamil saat talkshow dengan Merry Riana. Untuk yang belum mengetahuinya, ada baiknya saya sampaikan ulang kisah ini.
Dua Serigala. Pepatah suku
Indian Cherokee.
Seorang Cherokee tua
berkata kepada cucunya: Nak, ada dua serigala yang bertarung dalam pikiran kita
semua. 
Yang satu buruk. Penuh
kemarahan, rasa iri, kecemburuan, kesedihan, penyesalan, kerakusan, arogansi,
rasa mengasihani diri, perasaan bersalah, kebencian, perasaan inferior,
kebohongan, kesombongan, superioritas, dan ego.
Yang satu lagi baik. Penuh
dengan kebahagiaan, kedamaian, cinta, harapan, ketenangan, kerendahan hati,
kebaikan hati, welas asih, kemurahan hati, empati, dan kebenaran.
Sang cucu merenungkannya
sejenak, kemduaia bertanya kepada sang kakek. “Serigala mana yang menang?”
Sang Cherokee tua
menjawab… “Yang kau beri makan”. 
Dari
kisah itu kita dapat memetik pelajaran bahwa dalam diri kita terdapat “serigala
hitam” (jahat)  dan “serigala putih”
(baik). Kedua sifat itu saling tarik-menarik. Mana yang lebih dominan?
Tergantung diri kita. Apakah kita lebih banyak memberi “panggung” dan peluang kepada
“serigala hitam” atau sebaliknya, memberi jalan lapang kepada “serigala putih”
sehingga tabiat yang dominan adalah kebaikan. 
Hidup
sederhana, merasa cukup dan bersyukur atas rejeki yang dianugerahkan Tuhan, menghindari
budaya flexing alias pamer adalah
makanan bagi “serigala putih”. Sebalikya, hedonism, rakus, konsumtif adalah
ransum terbaik bagi “serigala hitam”. 
Memberi
makan “serigala putih” pada kehidupan yang konsumtif seperti sekarang ini bukan
perkara mudah. Itulah penyebab banyak penegak hukum yang terjerumus jadi mafia
peradilan, itulah penyebab kenapa banyak pejabat publik berakhir dijeruji besi
karena tertangkap melakukan korupsi. Cuma pejabat golongan 3 di Ditjen Pajak, tapi
LHKPN-nya Rp 56 Milyar dan mampu melakukan transaksi keuangan pada 40 rekening
senilai Rp 500 Milyar. Fantastis dan pasti tidak wajar.
Percaya
tidak. Penjara umumnya dihuni “mantan orang baik”. Mantan polisi, jaksa, hakim
agung, hingga ustad atau pendeta. 
Lolongan
serigala hitam memang mampu menyesatkan tuannya….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar