Setiap tahun media merilis berita mafia beras. Tapi tidak pernah jadi headline. Komoditas yang satu ini nyaris tidak sepi dari gejolak. Harga fluktuatif, stok tidak pernah stabil.
Agustus 2022 Institut Penelitian Padi Internasional (IRRI) memberikan penghargaan kepada Indonesia karena berhasil mencapai swasembada pangan. Namun Jumat, 3 Februari 2023, Kepala Bulog Budi Waseso (Buwas) kembali membongkar praktik mafia beras di Pasar Induk Beras Cipinang.
Buwas mensinyalir dua modus pelaku. Pertama, beras kualitas premium yang diimpor Bulog dicampur dengan beras lain sehingga dapat dijual dengan harga di atas rentang harga beras medium. Kedua, pedagang mengemas ulang beras impor dari Bulog dengan karung bermerek lain dan volume dibawah 50 kg. Kedua modus berpotensi untuk dipidana karena mengandung unsur penipuan terhadap konsumen.
Pemerintah sebenarnya tidak tinggal diam. Sejak tahun 2017, pemerintah membentuk Satgas Pangan. Baik di tingkat nasional, maupun daerah. Tugasnya sungguh mulia. Selain melakukan pengawasan harga dan ketersediaan sembako, juga melakukan penegakan hukum terhadap kartel dan mafia pangan. Law enforcement sangat dimungkinkan. Di tinggkat pusat dipimpin seorang inspektur jenderal (bintang dua). Sementara di daerah dipimpin Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda dengan anggota pejabat dari Dinas Pertanian dan Dinas Perdagangan. Mestinya ruang gerak para mafioso makin terbatas. Setiap jengkal diawasi anggota satgas. Tapi apa yang terjadi?
Cukong komoditi pangan jauh lebih berkuasa dibanding para pejabat satgas pangan. Gudang para cukong di daerah, 2 hingga 3 kali lebih besar dibandingkan gudang Bulog. Itu baru satu cukong. Di wilayah propinsi biasanya terdapat 3 hingga 4 cukong besar yang memasok kebutuhan konsumen 1 propinsi bahkan antar propinsi. Stok mereka jauh lebih besar dibandingkan stok Bulog. Merekalah pengendali stok dan harga. Mafia pangan terus berlangsung. Berita-berita media mampu ditekan sehingga tidak pernah jadi viral.
Gonta-ganti Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan dan Kapolri, tetap tak mampu mengatasi praktik mafia pangan. Kaki tangan mafia menggurita hingga ke instansi pemerintah bahkan lembaga penegak hukum. Pantas saja beritanya tidak pernah jadi headline. Jauh lebih heboh konser tunggal Dewa 19 di JIS atau berita KDRT artis dibandingkan soal mafia beras. Padahal isu mafia beras lebih fundamental dan menyangkut hajat hidup orang banyak.
Amukan Buwas soal temuan mafia beras di Pasar Induk Cipinang dipastikan akan bernasib seperti petasan jangwe. Meletup kecil, lalu lenyap ditelan senyap ….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar